Biasa Pakai Pertamax Lalu Ganti Pertalite, Apakah ada Efeknya?
0 KomentarBertambah lagi jenis bahan bakar di Indonesia dari pertamina yang tadinya hanya premium dan pertamax, kini ada Pertalite. Tapi untuk pengguna kendaraan yang biasanya menggunakan pertamax, sebaiknya anda mempertimbangkan beberapa hal.
Dari situs tempo mengabarkan bahwa sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) otomotif menyarankan para konsumen dan pemilik kendaraan yang menggunakan mesin berkompresi tinggi, atau di atas 10:1, tidak beralih ke bahan bakar minyak jenis baru Pertalite. Sebab penurunan oktan ini bakal mengganggu kinerja mesin.
Baca juga:
- Bedanya Pertalite, Pertamax, Sama Premium (Bensin)
- Mau Pilih Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Plus? Ini Tips nya
BBm jenis pertamax dianggap lebih cocok untuk kendaraan-kendaraan baru yang menggunakan mesin berkompresi tinggi 10:1 karena nilai oktannya sebesar 92 lebih ideal karena dapat mengoptimalkan kinerja mesin.
General Manager Marketing & Product Planning Nissan Motors Budi Nur Mukmin, kepada Tempo, Rabu, 22 Juli 2015 mengatakan seluruh lini produk Nissan yang ada saat ini hanya cocok memakai BBM jenis Pertamax. Nilai oktan BBM jenis ini yang sebesar 92, dianggap ideal untuk mesin-mesin terbaru. “Performa mesin jadi optimal.”
Tapi, Budi menambahkan, kalaupun pemilik kendaraan tetap memilih menggunakan BBM yang nilai oktannya lebih rendah. Maka akan terjadi penurunan kinerja mesin. Pertalite yang diluncurkan Pertamina pekan ini memiliki RON 90, lebih rendah dari Pertamax yang 92. Namun tetap lebih tinggi dari Premium yang 88.
“Yang paling terasa ketika pengguna Pertamax berganti ke BBM yang lebih rendah oktannya adalah mesin jadi tak bertenaga,” kata Budi. Penurunan tenaga ini akibat pembakaran yang kurang sempurna.